Sunday, February 3, 2019

NKRI BERSYARIAH ATAU RUANG PUBLIK MANUSIAWI?




(Serial Tulisan untuk Merespon Esai Denny JA : NKRI Bersyariah atau Ruang Publik Manusiawi)




Bagaimana sikap kita atas NKRI Bersyariah yang berulang ulang diperjuangkan
oleh Habib Rizieq? Ketika ia mendukung capres Prabowo, tahun 2018,
sekali lagi Habib Rizieq menyatakan perlunya NKRI Bersyariah. Mari kita
bahas satu per-satu. 


Apa itu NKRI Bersyariah ?

NKRI Bersyariah adalah suatu konsep menjalankan negara
yang diusung oleh Pentolan Front Pembela Islam sekaligus
tokoh Gerakan Nasional Pembela Fatwa yakni Rizieq Syihab
atau yang masyarakat kenal dengan sebutan Habieb Rizieq.
Konsep ini dicanangkan sebagai bagian dari dukungannya
terhadap pasangan capres dan cawapres Prabowo Subianto
dan Sandiaga Uno.

Jika dilihat dari konsep ini, Habieb Rizieq beranggapan
bahwa dengan ada nya sitem NKRI Bersyariah akan lebih
melindungi ulama serta menjaga nama baik agama islam agar
tidak mudah diinjak atau dilecehkan. Tentunya hal ini mendapat
dukungan yang cukup banyak dari beberapa perkumpulan ulama
di Indonesia, karena mereka beranggapan bahwa dengan
berporos pada nilai nilai syariah, hidup akan lebih baik.

Namun ada beberapa poin yang tidak dijelaskan oleh Habieb
Rizieq terkait dengan konsep NKRI Bersyariah itu sendiri
mengenai bagaimana regulasi ataupun peraturan yang akan
dibuat dan tertulis. Selain itu masih ada beberapa hal yang
harus dijabarkan oleh Habieb Rizieq mengenai prinsip Syariah ini
entah itu pandangan bangsa Indonesia kedepan, ataupun
negara mana yang akan kita jadikan sebagai tolak ukur dalam
menjalankan NKRI Bersyariah.

-------------------------------------------------------------

Mari kita pindah sebentar dari konsep tersebut.
Sebuah lembaga riset sudah bergerak lebih jauh.
Lembaga itu bernama Yayasan Islamicity Index.
Ia dipimpin oleh kalangan sarjana tingkat Ph.D
bidang ekonomi, bidang keuangan, di samping yang
ahli AlQuran. Lembaga itu dikendalikan antara lain
oleh PhD bidang ekonomi  (Hossein Askari),
finance specialist (Hossein Mohammadkhan),
PhD dalam Islamic Economics/Finance (Liza Mydin),
web specialist (Mostafa Omidi).

Dalam Web resmi lembaga ini, mereka memang
meniatkan ingin melembagakan ruang publik sesuai
dengan arahan kitab suci Quran. Mereka menurunkan
aneka nilai yang diperjuangkan dan direkomendasikan
AlQuran dalam sebuah indeks. Termasuk di dalamnya
nilai seperti keadilan,  kemakmuran, pemerintahan yang
bersih, penghormatan pada manusia.

Lembaga ini mengembangkan indeks untuk mengukur
penerapan nilai nilai islam dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara. Yang cukup menarik adalah ketika pada

tahun 2017 Lembaga ini menemukan suatu fakta bahwa
Top 10 negara yang paling islami, yang paling tinggi skor
Islamicity nya adalah negara di Barat. Di tahun 2017,
negara itu antara lain: Selandia Baru, Netherland, Swedia,
Irlandia, Switzerland, Denmark, Kanada, Australia.

Sedangkan negara yang mayoritasnya Muslim justru skor
Islamicitynya biasa saja dan cenderung rendah. Misalnya:
Malaysia (rangking 43), United Arab Emirat (rangking 47),
Indonesia (rangking 74), dan Saudi Arabia (rangking 88).
Hal ini membuktikkan bahwa suatu status atau label tidak
lebih penting dibandingkan dengan aktualisasi dalam
menjalankan hal dan kaidah yang ada.

Namun ada hal yang menarik bahwa ukuran top 10 negara
dalam Islamicity Index hampir sama dengan ukuran 10 negara
yang memiliki skor tinggi dalam World Happiness ndex.

-------------------------------------------------------------------

Apa itu World Happiness Index?

World Happiness Index adalah sebuah index yang mengukur
kesejahteraan subjektif yakni seberapa bahagia seseorang dan
alasan kenapa ia bisa bahagia. Laporan ini digunakan PBB
sebagai lembaga dunia semua negara untuk mengetahui kenapa
suatu negara bisa bahagia dibandingkan dengan negara lain.
Untuk mendapat jawaban ini didasarkan kepada pertanyaan
sederhana yang diajukan 1.000 orang lebih di berbagai negara.

Hasil yang didapat adalah bahwa tolak ukur kemajuan dari
sebuah negara itu tidak hanya  dilihat dari kondisi perekonomian
namun juga dari seberapa besar masayarakat atau warga negara
tersebut merasa kebahagiaan. Dimana rasa bahagia tersebut didasari
oleh dukungan sosial, tingkat harapan hidup, kemurahan hati
dan kejujuran.

------------------------------------------------------------------

Pertanyaan nya adalah, mengapa kedua nilai yang didapat 
dari ukuran World Happiness Index sama dengan nilai
skor dalam Islamicity Index?

Hal ini berarti bahwa nilai nilai baik yang diajarkan dalam islam,
sebagaimana nilai baik dalam agama lain, jika di universalkan
akan membentuk satu kaidah dan aturan yang hampir sama.

Islamicity Index dan World Happinnes indes sama sama
mengedepankan Ruang Publik Manusiawi, dimana semua
orang dapat dengan bebas menjalankan serta mengamalkan
akidah akidah sesuai dengan kepercayaannya, namun
harus digaris bawahi kebebasan ini bukan semena-mena dengan
cara yang salah ataupun kekerasan, namun tetap dalam konteks
saling menghargai.

Ruang Publik Manusiawi sangat dibutuhkan di berbagai negara,
khususnya indonesia. Selain karena memaksa kehendak adalah
cara yang salah, namun jangan pernah lupa bahwa Indonesia
memiliki kekayaan dan keanekaragaman
dalam budaya serta agama.

Tidak ada yang berhak untuk menahan ataupun memaksa seseorang
dalam menjalankan kaidah dalam kehidupannya, sekalipun itu
Negara ataupun Penguasa.

Para pendahulu kita meninggalkan harta karun besar untuk Indonesia
yakni sebuah 5 sila yang mengajarkan kita kebaikan yakni Pancasila.
Dengan harapan bahwa kita sebagai masyarakat yang hidup ditengah
perbedaan dapat menyamarkan beda dengan rasa satu jiwa.

Pancasila tetap menjadi fondasi kokoh dari bangsa Indonesia, karena
dengan kita yakin dan berpegang teguh pada nilai nilai yang ada di
setiap sila maka itu sudah cukup untuk mengantarkan kita sebagai
bangsa Indonesia mewujudkan Ruang Publik Manuswiawi dan menciptakan
kebahagiaan yang seutuhnya.


(sumber foto: tirto.id )


No comments:

Post a Comment

Kasus Ekploitasi Anak Meningkat, Orang Tua Tingkatkan Kewaspadaan

Eksploitasi anak merupakan tindakan sewenang-wenang dan perlakuan yang bersifat diskriminatif terhadap anak yang dilakukan masyarakat ataupu...